CERITA NEGERI, Makassar. Waktu yang cepat atau lambat adalah persoalan perasaan personal saja. Bagi sebagian orang dianggap cepat, bergegas dan silih berganti. Namun, sebaliknya mungkin dirasa lambat dan dihabiskan dengan banyak hal dengan bosan.
Ternyata tempo atau waktu berjalan dengan stabil (tidak cepat, tidak lambat) manusia sendiri yang membuatnya demikian (Ahmad Erani Yustika, Dosen FE UB). Ditegaskan lebih lanjut Altshulter bahwa “the bad news is times flies, the good news you are the pilot”. Selain itu kiranya juga menarik untuk melihat hasil pemilihan kepala daerah atau pilkada serentak 2024.
Babak Baru Kepemimpinan
Tahun 2025 menjadi babak baru kepemimpinan nasional juga lokal. Pada pilkada serentak baru-baru ini khususnya di Sulawesi Selatan, selain beberapa petahana kembali terpilih, juga terdapat wajah baru. Pilkada (semestinya) tidak hanya dimaknai sebagai pemilihan kepala daerah semata.
Lebih dari itu, pilkada menjadi suatu titik mengevaluasi hal-hal atau kebijakan yang dianggap keliru (khususnya pada tata kelola pemerintahan) begitupun sebaliknya.
Pada tahun ini pula masyarakat akan merasakan dan menilai baik buruknya kepemimpinan kepala daerah yang terpilih. Karena dalam negara yang menganut demokrasi yang salah satu bentuknya dijalankan dengan pilkada serentak (yang baru-baru kita laksanakan), itu tidak mengenal adanya pasangan calon terbaik. Yang ada adalah rakyat terbaik. Siapa rakyat terbaik? Silahkan menilai diri sendiri dengan indikator yang ideal.
Inovasi dan Transformasi dalam Pemerintahan
Pilkada bisa menjadi titik awal untuk memperkenalkan kebijakan inovatif yang sesuai dengan kebutuhan daerah. Kepala daerah harus bisa merumuskan kebijakan yang menawarkan solusi jangka panjang, bukan hanya program populis jangka pendek (Andi Suwark, Dosen Fisip UINSA).
Teori, data, perangkat serta segala bentuk fasilitas negara yang diberikan, menjadi awal menentukan kebijakan dalam mengurusi hajat hidup orang banyak. Khusus dalam aspek ekonomi, collaborative working dan local economi harus menjadi faktor dalam melaksanakan visi misi yang telah ditawarkan pada pilkada kemarin.
Perubahan adalah Keharusan
Perubahan kerap ditampik (oleh masyarakat) karena kurang mengenakkan atau mengganggu hal yang dianggap telah mapan. Selain itu juga kerap dihindari (oleh pemimpin) karena malas bertemu dengan riak juga resiko.
Pemimpin juga (pada kondisi tertentu) harus menerima kerentanan sehingga mampu menciptakan hubungan yang kuat dengan seluruh aspek baik dalam pemerintahan maupun diluar seperti masyarakat umum, akademisi/teknokrat, lembaga non pemerintahan dan lain-lain, dibanding tetap memelihara “residu politik” pasca pilkada.
Tahun ini sekali lagi menjadi tahun yang penting. Tahun yang akan menjadi pembuktian bagi para kepala daerah terpilih, dilantik dan akan bekerja.
Meskipun tidak bisa dipungkiri pada pilkada 2024 kemarin dianggap banyak kekurangan pada beberapa hal. Hal itu pula yang patut menjadi bahan instrospeksi diri bagi kita semua. Apalagi dengan adanya wacana pemilihan kepada daerah oleh melalui legislatif.
Selebihnya, harapan harus senantiasa ada dan menyala dalam menyongsong kebaikan demi kebaikan bersama dimasa yang akan datang.
Wallahu A’lam Bisshawab