CERITANEGERI, Makassar – Menteri Keuangan Inggris Rachel Reeves mengungkapkan bahwa melakukan efisiensi anggaran belanja miliaran pound, guna mengatasi keuangan publik negara yang sedang masa kritis.
Diketahui bahwa pembaruan belanja ini, terjadi pada saat pemerintahan dipimpin Partai Buruh, yang terpilih pada periode Juli setelah kemenangannya dalam pemilihan umum, menghadapi lambannya penanganan pertumbuhan ekonomi membuat tingginya biaya pinjaman.
Kantor Statistik Nasional, tingkat inflasi tahunan Inggris menurun menjadi 2,8% pada bulan Februari dari 3,0% pada bulan Januari, angka itu tetap lebih tinggi dari target 2%.
“Momen ini menuntut pemerintah yang aktif untuk mengamankan masa depan Inggris,” jelas Reeves, dikutip dari CNBC Indonesia.
Penyebab terjadinya efisiensi anggaran ini karena ketidakpastian global atas tarif AS dan perang di Ukraina yang juga telah membuat kesulitan ekonomi di Inggris, hingga menggerogoti cadangan fiskal pemerintah sebesar £9,9 miliar (Rp 212 triliun).
“Tidak mungkin mengumumkan banyak hal hari ini yang akan membantu meredakan kekhawatiran seputar ekonomi Inggris,” jelas Lindsay James. Ahli strategi investasi di perusahaan manajemen kekayaan Quilter.
Saat ini pemerintahan Inggris telah melakukan berbagai upaya terkait masalah tersebut yakni menopang kas publik, mendanai pengeluaran sehari-hari dan menyerukan agar utang turun sebagai bagian dari produk domestik bruto pada tahun 2029-2030. Target penghematan tahunan lebih dari £2 miliar di seluruh layanan sipil Inggris.












