CERITANEGERI, Makassar – Pungutan liar (pungli) kembali marak, kali ini dilakukan oleh organisasi masyarakat (ormas). Aksi pemalakan terhadap truk barang di jalan semakin sering terjadi.
Lokasi pungli umumnya berada di pusat-pusat ekonomi seperti pelabuhan, salah satunya di Pelabuhan Tanjung Priok dan Cilincing, Jakarta Utara.
Kalangan pengusaha truk logistik juga mengungkapkan adanya sejumlah titik rawan pungli di berbagai wilayah.
Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Banten, Syaiful Bahri, menyebut beberapa titik di Banten kerap terjadi pungli. Di Jawa Barat, ormas juga sering meresahkan dengan tindakan intimidasi.
“Titik-titik pungli yang meresahkan di Banten ada di beberapa kabupaten seperti Serang dan Tangerang. Di Jawa Barat, seperti Karawang dan sebelum Subang, juga ada. Umumnya dilakukan oleh ormas atau LSM tanpa legalitas resmi yang merasa memiliki wilayah,” jelas Syaiful Bahri, dikutip dari CNBC Indonesia.
Ormas tersebut juga dilaporkan kerap mengancam sopir truk dan warga yang menolak memberikan ‘jatah’. Ancaman bisa berujung pada kekerasan atau perusakan kendaraan.
“Kalau lewat harus bayar. Kalau tidak, ya tidak dikasih lewat. Bahkan bisa dirusak,” tambah Syaiful.
Besaran pungli bervariasi, mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah.
Banyak pengusaha kini mendesak pemerintah agar segera menindak tegas praktik pungli yang semakin meresahkan ini.