CERITANEGERI, Bogor – Aktivitas truk tambang di wilayah Parung Panjang, Kabupaten Bogor, kembali menuai sorotan setelah kecelakaan lalu lintas terus berulang di jalur utama yang dipadati kendaraan berat.
Sejak 2018 hingga 2025, tercatat 213 nyawa melayang akibat insiden lalu lintas di wilayah ini. Terbaru, seorang pria tewas terlindas truk tambang pada Sabtu malam (31/5/2025) di Jalan Moh Toha.
Minimnya pengawasan dan buruknya kondisi jalan dituding sebagai penyebab utama maraknya kecelakaan.
Ketua Aliansi Gerakan Jalur Tambang (AGJT) Kabupaten Bogor, Junaedi Adhi Putera, menilai bahwa rangkaian insiden ini menunjukkan lemahnya tanggung jawab pemerintah. Ia menyebut baik pemerintah pusat, provinsi, maupun kabupaten telah gagal melindungi keselamatan warga.
Selain ancaman kecelakaan, polusi udara dari truk tambang juga menimbulkan masalah kesehatan. Junaedi mengungkapkan bahwa banyak warga mengidap Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) akibat debu dan asap dari kendaraan tambang.
Menurut Junaedi, pemerintah tidak menunjukkan keseriusan dalam menyelesaikan persoalan ini. Padahal, solusi hukum telah tersedia melalui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Baca selengkapnya disini
(Kompas.com)