Wamen Dikti-Saintek: Penguatan Pendidikan Dasar dan Menengah Kunci Hadapi Tantangan Global

CERITANEGERI, Jakarta – Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendikti-Saintek) Stella Christie menegaskan pentingnya penguatan pendidikan dasar dan menengah sebagai langkah strategis menyiapkan generasi Indonesia menghadapi tantangan global serta berkontribusi pada pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

“Peningkatan mutu pendidikan sejak jenjang awal merupakan pondasi penting agar peserta didik dapat berkembang secara berkelanjutan hingga ke tingkat pendidikan tinggi,” ujar Stella dalam Forum Group Discussion (FGD) bertajuk “Menuju Pendidikan Indonesia Berstandar Global: Usulan Kebijakan untuk Penguatan Pendidikan Dasar dan Menengah” yang digelar Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Menara Kadin, Jakarta, Rabu (24/9).

Transformasi Menuju Universitas Riset

Stella menekankan, pendidikan harus menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi nasional. Menurutnya, pengalaman berbagai negara menunjukkan universitas berbasis riset berperan krusial menciptakan inovasi dan sumber daya manusia unggul yang berdampak langsung pada pembangunan ekonomi.

“Pendidikan tinggi, sains, dan teknologi adalah pondasi krusial bagi pertumbuhan ekonomi. Universitas yang berorientasi riset terbukti menghasilkan inovasi yang memperkuat daya saing, melahirkan industri baru, dan menciptakan lapangan kerja. Indonesia harus serius berinvestasi pada riset untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah dan naik ke level negara maju,” tegasnya.

Ia mencontohkan Stanford University yang mampu menghasilkan 2,7 triliun dolar AS per tahun dari inovasi dan perusahaan yang lahir dari ekosistem akademiknya. Hal serupa juga ditunjukkan MIT, University of Kansas, hingga Tsinghua University di Beijing.

“Data global menunjukkan pola konsisten: negara-negara yang berhasil bertransformasi menjadi research university mampu melakukan lompatan ekonomi dalam waktu kurang dari 50 tahun. Indonesia pun bisa, asal punya peta jalan yang jelas,” imbuhnya.

Peran Dosen dan Tenaga Pengajar

Selain riset, Stella menekankan pentingnya kualitas dosen dan tenaga pengajar. Ia menegaskan universitas tidak hanya menghasilkan penelitian, tetapi juga lulusan dengan research mindset yang siap menjadi inovator di berbagai sektor, meski tidak langsung berkecimpung di dunia riset.

Pondasi di Pendidikan Dasar

Senada dengan itu, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Fajar Riza Ul Haq menyampaikan, keberhasilan transformasi pendidikan tinggi tidak akan tercapai tanpa pondasi kuat di sekolah. Guru, kata Fajar, adalah garda terdepan dalam menanamkan kemampuan berpikir kritis, literasi, dan numerasi sebagai bekal menuju pendidikan berstandar global.

Dukungan Dunia Usaha

Dukungan juga datang dari dunia usaha. Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang PMK dan Pembangunan Berkelanjutan Kadin Indonesia, Shinta Widjaja Kamdani, menegaskan pihaknya siap berkolaborasi memperkuat ekosistem pendidikan.

Baca juga: Kemenag dan BWI Rumuskan Regulasi Nasional Tata Kelola Wakaf

“Kualitas sumber daya manusia adalah kunci agar bonus demografi Indonesia menjadi motor penggerak menuju negara maju. Dengan 69,5 persen penduduk berada di usia produktif, pendidikan berkualitas akan menentukan apakah peluang ini bisa dioptimalkan,” ujar Shinta.

Komitmen Bersama

FGD tersebut menghasilkan komitmen sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan perguruan tinggi. Melalui riset, inovasi, dan penguatan kualitas guru, Indonesia diyakini mampu keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle income trap) dan mencapai visi menjadi negara maju pada 2045.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *