CERITANEGERI, MAKASSAR — Kantor sementara DPRD Kota Makassar resmi beroperasi di bekas Gedung Perumnas Regional VII, Jalan Letjen Hertasning, pasca insiden unjuk rasa berujung pembakaran kantor dewan pada akhir Agustus lalu.
Sekretaris DPRD (Sekwan) Kota Makassar, Andi Rahmat Mappatoba, mengatakan seluruh staf kini telah beraktivitas di gedung berlantai dua tersebut, meski dengan fasilitas seadanya.
“Dengan kondisi yang serba terbatas ini, ada beberapa mobiler yang bisa diselamatkan sedikit. Masih ada yang kita pakai, termasuk perangkat elektronik,” kata Rahmat, Selasa (7/10/2025).
Bangunan dua lantai itu kini difungsikan sebagai pusat aktivitas kedewanan. Lantai pertama digunakan untuk sekretariat, administrasi, serta ruangan Ketua DPRD. Sementara lantai dua menjadi ruang rapat komisi, badan anggaran, ruang paripurna, dan ruangan Wakil Ketua DPRD.
Meski pembenahan belum tuntas, para staf maupun tenaga PPPK tetap bekerja. Banyak di antaranya masih menyusun berkas di lantai tanpa perabot lengkap.
“Sebagian barang sudah tidak bisa diselamatkan saat peristiwa itu. Tapi kita kondisikan seadanya, agar aktivitas kedewanan tetap berjalan,” tambah Rahmat.
Ia menegaskan, agenda DPRD tidak terganggu. “Sejak tiga hari usai kejadian itu, kita berkantor sementara di rumah jabatan Ketua DPRD. Sekarang semua kegiatan tetap sesuai jadwal Bamus. Insyaallah rapat paripurna bisa dilaksanakan 9 Oktober, meski secara daring,” ujarnya.
Sebelumnya, pimpinan DPRD bersama Sekwan telah bersepakat menyewa gedung Perumnas sebagai kantor sementara dengan nilai Rp604,6 juta. Rinciannya, biaya sewa gedung Rp530,5 juta, PPN 11 persen Rp58,3 juta, biaya asuransi Rp10,7 juta, dan biaya notaris Rp5 juta.
Baca juga: Ketua DPRD Makassar Apresiasi Asnawi Cup, Suarakan Dukungan untuk Bakat Muda
Kantor DPRD Kota Makassar sebelumnya habis terbakar dalam kerusuhan pada 29 Agustus 2025 malam, saat aksi demonstrasi berujung ricuh. Peristiwa itu berlangsung hingga dini hari dan menelan korban jiwa.
Puluhan kendaraan dan seluruh peralatan kantor ludes terbakar. Tiga orang meninggal dunia akibat terjebak di dalam ruangan, sementara sejumlah lainnya mengalami luka-luka.












