CERITANEGERI, BANDUNG — Inovasi hijau kembali lahir dari kampus Institut Teknologi Bandung (ITB). Seorang mahasiswa Desain Produk, F. Adhil Ahmad Muzakki, berhasil menciptakan motor listrik SCOUTRO, kendaraan ramah lingkungan yang dirancang khusus untuk patroli hutan dan kawasan konservasi.
SCOUTRO bukan sekadar proyek tugas akhir. Fadhil menyebut karyanya itu lahir dari kepedulian terhadap kebutuhan petugas lapangan yang sering menghadapi medan berat dan memerlukan kendaraan senyap agar tidak mengganggu ekosistem atau aktivitas satwa liar.
“Bukan hanya untuk nilai tugas, tapi untuk manfaat langsung di lapangan,” ujar Fadhil saat ditemui di Bandung, Jumat (10/10/2025).
Motor listrik ini ditenagai dual hub motor 3 kW di roda depan dan belakang tanpa rantai, sehingga mampu melaju di jalur berlumpur maupun berumput tanpa mudah tersangkut. Sumber tenaga berasal dari dua baterai LiFePO₄ 72V 30Ah yang bisa dilepas-pasang, dengan jarak tempuh sekitar 65 kilometer dalam sekali pengisian.
Bobot SCOUTRO juga relatif ringan — kurang dari 80 kilogram — berkat penggunaan rangka pipa baja ringan dan bodi hasil teknologi 3D printing, yang membuatnya kuat sekaligus efisien.
Desainnya bersifat modular, dengan fitur tambahan seperti rak serbaguna, dudukan peralatan patroli, kompresor udara, dan tas apung. Semua elemen tersebut dirancang untuk mendukung mobilitas petugas di lapangan dengan cepat, efisien, dan tanpa suara bising mesin konvensional.
“Patroli hutan harus senyap supaya tidak ketahuan pemburu liar. Itu ide dasarnya,” jelas Fadhil.
Prototipe SCOUTRO dikerjakan selama dua bulan di bengkel kawasan Dago Pakar, Bandung, di bawah bimbingan dosen Desain Produk ITB. Setelah proyek rampung, Fadhil dinobatkan sebagai salah satu mahasiswa terbaik ITB berkat keberhasilannya memadukan aspek desain, fungsi, dan keberlanjutan lingkungan.
Pihak kampus menilai SCOUTRO memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi kendaraan patroli listrik produksi massal. ITB juga membuka peluang kolaborasi dengan industri otomotif dan lembaga pemerintah untuk mempercepat riset kendaraan listrik nasional.
“Karya seperti SCOUTRO menunjukkan bahwa inovasi mahasiswa tidak hanya berhenti di laboratorium, tetapi bisa memberi manfaat langsung bagi masyarakat,” ujar perwakilan fakultas dalam keterangannya.
Dengan inovasi ini, ITB berharap semakin banyak karya mahasiswa yang berorientasi pada solusi lingkungan dan keberlanjutan, sejalan dengan upaya menjaga kelestarian hutan dan keanekaragaman hayati Indonesia.












