CERITANEGERI, MAKASSAR — Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia (PERSPEBSI) menggelar Muktamar PERSPEBSI 2025 yang dirangkaikan dengan 29th Annual Scientific Meeting of the Indonesia Neurosurgical Society (INS) dan The 21st ASEAN Congress of Neurological Surgery, di Hotel Four Points Makassar, Jumat (17/10/2025).
Kegiatan berskala internasional yang berlangsung pada 15–19 Oktober 2025 ini dihadiri peserta dari seluruh Indonesia — mulai dari Papua hingga Aceh — serta 17 perwakilan negara ASEAN dan 8 pusat pendidikan di Indonesia. Tahun ini, kegiatan mengusung tema “Harmonization in Neurosurgery.”
Ketua Panitia, Prof. Dr. dr. Andi Asadul Islam, menjelaskan bahwa rangkaian acara diisi dengan berbagai kegiatan ilmiah, mulai dari simposium, seminar, hingga muktamar, dan akan ditutup dengan kegiatan olahraga bersama.
“Inti dari acara ini adalah bagaimana kita melakukan pelayanan dengan harmonis. Saat ini kita tidak cukup hanya memiliki ilmu, tetapi bagaimana ilmu itu diterapkan untuk melayani masyarakat di tengah tantangan sistem pelayanan kesehatan seperti BPJS,” jelasnya.
Menurut Prof. Asadul, tantangan besar bidang bedah saraf saat ini bukan hanya soal jumlah tenaga medis, melainkan juga terkait peningkatan kualitas layanan dan ketersediaan infrastruktur, terutama bagi masyarakat di daerah terpencil.
“Tantangan kita adalah menghadirkan layanan bedah saraf dengan biaya terjangkau. Tenaga dokter sudah cukup, tapi infrastruktur di daerah masih sangat terbatas dan perlu mendapat perhatian pemerintah,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua PP PERSPEBSI, Prof. Dr. dr. Joni Wahyuhadi, menyampaikan bahwa saat ini Indonesia memiliki lebih dari 540 dokter bedah saraf, dengan tambahan sekitar 50 dokter baru setiap tahun. Namun, angka tersebut masih di bawah kebutuhan nasional yang diperkirakan mencapai 800 dokter bedah saraf.
“Pelayanan tidak akan optimal jika sarana dan prasarana tidak tersedia. Ketersediaan infrastruktur menjadi kunci agar tenaga ahli bisa menjalankan tugasnya secara maksimal,” tegasnya.
Di sisi lain, Ketua Kolegium Bedah Saraf, Prof. Dr. dr. Asra Alfauzi, mengungkapkan bahwa dalam kegiatan ini juga digelar program vokasi dan wisuda ahli bedah saraf untuk memperkuat layanan di berbagai wilayah.
Baca juga: Wali Kota Munafri Pimpin Gerakan Jumat Bersih di Tiga Kecamatan
“Program ini diharapkan dapat menambah tenaga ahli, terutama di daerah-daerah yang masih kekurangan, seperti wilayah Indonesia Timur. Dengan begitu, pelayanan kasus seperti stroke dan trauma kepala bisa lebih merata,” tuturnya.
Dengan terselenggaranya Muktamar PERSPEBSI 2025 dan kongres ASEAN ini, diharapkan kolaborasi lintas negara serta sinergi antara pendidikan, penelitian, dan pelayanan medis semakin kuat demi peningkatan kualitas layanan bedah saraf di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.












