CERITANEGERI, Gowa – Dalam rangka memperingati Hari Tata Ruang Nasional, Himpunan Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota (HMPWK FT-UNIBOS) Universitas Bosowa melaksanakan kegiatan Desa Binaan di Desa Bategulung, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa, pada Sabtu (8/11/2025). Kegiatan ini mengusung tema “Sinergi Desa Binaan dalam Aksi Lingkungan dan Tata Ruang Menuju Kawasan Tahan Bencana,” sebagai wujud nyata peran mahasiswa dalam mendorong pembangunan berkelanjutan berbasis tata ruang.
Program Desa Binaan ini merupakan bagian dari pengabdian masyarakat yang bertujuan meningkatkan kesadaran dan kapasitas masyarakat desa dalam pengelolaan ruang dan lingkungan. Kegiatan dihadiri oleh Kepala Desa Batetulung, tokoh masyarakat, serta dosen pembimbing dari Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Bosowa, yang turut memberikan pendampingan dan arahan selama kegiatan berlangsung.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Bategulung menyampaikan apresiasi atas kepedulian mahasiswa terhadap kondisi lingkungan dan pengembangan wilayah desa.
> “Kami sangat berterima kasih kepada mahasiswa Universitas Bosowa atas perhatian dan kontribusinya terhadap masyarakat Desa Batetulung. Melalui kegiatan ini, kami dapat belajar bagaimana menata ruang desa dengan lebih baik dan menjaga kelestarian lingkungan, terutama menghadapi dampak perubahan iklim,” ujarnya.
Sementara itu, dosen pembimbing kegiatan menekankan pentingnya sinergi antara akademisi dan masyarakat dalam mengembangkan wilayah berbasis tata ruang yang berkelanjutan.
> “Kegiatan seperti ini sangat relevan dengan konteks pembangunan daerah saat ini. Mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga mengaplikasikan langsung ilmu perencanaan di masyarakat. Inilah bentuk nyata pendidikan yang berdampak sosial,” tutur salah satu dosen pembimbing.
Kegiatan dimulai dengan Focus Group Discussion (FGD) yang dihadiri oleh perangkat desa, masyarakat, mahasiswa, dan dosen. Dalam FGD tersebut, dibahas berbagai isu penting terkait pengelolaan tata ruang desa, upaya peningkatan daya resapan air, serta rehabilitasi kawasan bekas tambang yang ada di sekitar wilayah Desa Batetulung.
Pembahasan mengenai rehabilitasi kawasan bekas tambang menjadi fokus utama, mengingat beberapa wilayah di sekitar desa pernah mengalami aktivitas penambangan yang meninggalkan lahan kritis dan tidak produktif. Mahasiswa bersama dosen dan masyarakat berdiskusi mengenai alternatif pemulihan lahan tersebut, seperti melalui penanaman pohon berakar dalam, pengembangan ruang hijau produktif, serta pemanfaatan lahan pascatambang sebagai kawasan konservasi air dan ruang terbuka hijau desa.
Ketua HMPWK Universitas Bosowa, Adnan Adma Negara, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk komitmen mahasiswa dalam mendukung perbaikan tata ruang dan lingkungan di tingkat desa.
> “Melalui kegiatan ini, kami tidak hanya memperingati Hari Tata Ruang Nasional, tetapi juga berupaya menghadirkan solusi nyata untuk masalah lingkungan yang dihadapi masyarakat, termasuk rehabilitasi kawasan bekas tambang. Kami berharap hasil diskusi ini bisa menjadi masukan bagi desa dalam perencanaan ruang ke depan,” ungkap Adnan.
Usai diskusi, kegiatan dilanjutkan dengan seremoni penyerahan bibit pohon secara simbolis kepada Kepala Desa Batetulung, diikuti dengan aksi penanaman pohon di lahan desa yang berpotensi dikembangkan menjadi area resapan air. Penanaman ini menjadi simbol sinergi antara mahasiswa, dosen, dan masyarakat dalam memulihkan kualitas lingkungan sekaligus memperingati Hari Tata Ruang Nasional.
Kegiatan berlangsung penuh semangat dan kebersamaan. Mahasiswa, dosen, dan masyarakat saling bahu-membahu menanam bibit pohon dan berdiskusi tentang langkah lanjutan program desa binaan, termasuk rencana monitoring pertumbuhan pohon dan tindak lanjut hasil FGD.
Melalui kegiatan ini, Himpunan Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Bosowa menegaskan perannya sebagai agen perubahan dalam mendorong tata ruang yang berkelanjutan dan berkeadilan. Sinergi antara mahasiswa, dosen, pemerintah desa, dan masyarakat menjadi fondasi kuat untuk mewujudkan desa tangguh, hijau, dan berkelanjutan, sejalan dengan semangat Hari Tata Ruang Nasional 2025.












