CERITA NEGERI, Makassar – Pemerintah Kota Makassar resmi mengganti nama Jalan Jampea di Kecamatan Wajo menjadi Jalan Hoo Eng Djie sebagai bentuk penghormatan kepada tokoh masyarakat Tionghoa yang berjasa dalam perkembangan ekonomi dan sosial di kota ini.
Hoo Eng Djie dikenal sebagai pengusaha dan dermawan yang banyak berkontribusi dalam bidang perdagangan dan pendidikan. Ia juga memiliki peran penting dalam mempererat hubungan antara masyarakat Tionghoa dan pribumi di Makassar.
Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan “Danny” Pomanto, menegaskan bahwa perubahan ini bukan sekadar pergantian nama jalan, tetapi juga bentuk penghargaan terhadap sosok yang telah banyak berjasa.
“Hoo Eng Djie telah memberikan kontribusi besar bagi kota ini. Dengan perubahan nama jalan ini, kita ingin mengenang jasanya dan mengajarkan generasi muda tentang pentingnya toleransi dan kerja sama,” ujar Danny Pomanto.
Keputusan ini mendapat tanggapan beragam dari masyarakat. Sebagian warga menyambut baik kebijakan ini karena melihat Hoo Eng Djie sebagai sosok yang layak dihormati.
Andi Faisal, salah seorang warga setempat, mengatakan bahwa perubahan ini merupakan langkah positif. “Nama ini bagus untuk mengenang jasa beliau. Semoga semakin banyak tokoh lokal yang dihargai seperti ini,” ujarnya.
Namun, ada pula warga yang mengharapkan sosialisasi lebih lanjut, terutama terkait dampaknya pada dokumen administratif dan alamat usaha mereka.
Menanggapi hal ini, Pemerintah Kota Makassar memastikan bahwa perubahan nama jalan tidak akan menyulitkan masyarakat. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil telah berkoordinasi dengan berbagai instansi untuk memperbarui data administrasi. Sementara itu, Dinas Perhubungan dan Pekerjaan Umum telah memasang papan nama jalan baru dan bekerja sama dengan layanan peta digital seperti Google Maps agar perubahan ini segera tercatat dalam sistem navigasi.
Pergantian nama Jalan Jampea menjadi Jalan Hoo Eng Djie merupakan salah satu langkah Pemkot Makassar dalam mengapresiasi tokoh-tokoh yang berjasa bagi kota ini. Ke depan, pemerintah berencana untuk terus memberikan penghormatan serupa kepada tokoh-tokoh lokal lainnya.
Dengan kebijakan ini, Pemkot berharap masyarakat semakin mengenal sejarah serta semakin menghargai keberagaman yang menjadi kekuatan Makassar sebagai kota multikultural.